BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Analisis
multivariat merupakan salah satu teknik statistik yang digunakan untuk memahami
struktur data dalam dimensi tinggi. Variabel-variabel itu saling terkait satu
sama lain. Disinilah letak perbedaan antara multivariabel dan multivariat.
Multivariat pasti melibatkan multivariabel tetapi tidak sebaliknya.
Multivariabel yang saling berkorelasilah yang dikatakan multivariat.
Analisis
multivariat merupakan analisis lanjutan dari analisis univariat maupun bivariat.
Secara ilmiah, untuk menjelaskan penomena sosial perlu dilakukan percobaan
dengan pengumpulan dan analisis data. Analisis data yang dikumpulkan dari
pengamatan atau percobaan akan menghasilkan modifikasi penjelasan dari penomena
tersebut. Selama dalam masa percobaan tersebut, sering kali akan terjadi
penambahan dan pengurangan variabel. Dengan demikian, maka akan timbullah
masalah yang semakin komplek sehingga dibutuhkan lebih banyak variabel yang
berbeda. Karena dalam data akan terdapat pengaruh beberapa variabel terhadap
variabel lainnya dalam waktu yang bersamaan.
1.2
Perumusan Masalah
Adapun masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah
bagaimana menetapkan rancangan percobaan dalam suatu penelitian dan menjelaskan
prosedur penggunaan multivariat analisis varians untuk mengeksplor hubungan
antara variabel dependen dan variabel independen.
1.3 Manfaat
Penulisan
Adapun manfaat dari penulisan makalah Statistik Inferensial yang
berjudul “Korelasi Multivariate (korelasi ganda)” ini adalah untuk memberikan
informasi dan pengetahuan kepada pembaca tentang statistik inferensial terutama
korelasi multivariate.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 HAKIKAT KORELASI MULTIVARIATE
Analisis multivariat
merupakan salah satu analisis statistika yang berkaitan dengan analisis banyak
variabel. Dalam analisis statistika, terdapat pengelompokkan terhadap jumlah
variabel yang dianalisis. Melalui pengelompokkan tersebut, terbagi menjadi
univariat (univariate), bivariat (bivariate), dan multivariat (multivariate).
Analisis univariat berasal dari kata uni dan variate, yang
artinya analisis satu variabel. Contohnya, pengukuran rata-rata (mean)
sebagai ukuran pusat dari sekelompok data. Analisis bivariat berasal dari kata bi dan
variate, yang artinya analisis statistika yang berkaitan dengan dua
variabel. Contohnya, analisis korelasi (correlation) yang mencari
hubungan keeratan antara dua variabel.
Analisis
statistik multivariat merupakan metode statistik yang memungkinkan kita
melakukan penelitian terhadap lebih dari dua variable secara bersamaan. Dengan
menggunakan teknik analisis ini maka kita dapat menganalisis pengaruh beberapa
variable terhadap variabel – (variable) lainnya dalam waktu yang bersamaan.
Contoh kita dapat menganalisis pengaruh variable kualitas produk, harga dan
saluran distribusi terhadap kepuasan pelanggan. Contoh yang lain, misalnya pengaruh kecepatan layanan,
keramahan petugas dan kejelasan memberikan informasi terhadap kepuasan dan
loyalitas pelanggan. Analisis multivariat digunakan karena pada kenyataannnya
masalah yang terjadi tidak dapat diselesaikan dengan hanya menghubung-hubungkan
dua variable atau melihat pengaruh satu variable terhadap variable lainnya.
Analisis multivariat merupakan pengembangan
lanjutan dari analisis univariat maupun bivariat. Analisis multivariat berasal
dari kata multi dan variate, yang artinya analisis lebih
dari dua variabel. Dengan demikian, analisis multivariat merujuk kepada teknik
statistika tertentu yang menganalisis banyak variabel secara simultan. Contoh
dari analisis multivariat adalah Structural Equation Model (SEM). SEM
merupakan pengembangan lanjut dari analisis regresi. SEM dikembangkan untuk
menjelaskan hubungan yang komplek antar variabel. Sedangkan regresi bertujuan
hanya untuk menjelaskan hubungan tunggal antar variabel.Variabel di dalam
analisis multivariat dapat diklasifikasikan sebagai variabel dependen (dependent
variable) dan variabel independen (independent variable).
Variabel dependen adalah variabel yang nilainya ditentukan oleh variabel lain
yaitu variabel independen. Sedangkan variabel independen adalah variabel yang
digunakan untuk mengestimasi atau memprediksi nilai variabel lain yaitu
variabel dependen.
2.2 UJI KORELASI MULTIVARIATE PADA STATISTIK
multivariat
berdasarkan pada data sampel daripada data populasi. Karakteristik populasi
yang diteliti hanya didasarkan pada karakteristik sampel yang diambil secara
random atau acak dari populasi. Untuk itu, kesimpulan di dalam analisis
multivariat didasarkan pada statistika inferensi. Seorang peneliti yang
menggunakan statistika inferensi sebagai alat pembuat keputusan harus
menentukan tingkat kesalahan yang bisa diterima atau derajat kepercayaan karena
adanya kesalahan sampling atau pengambilan sampel (sampling
error).
Ketika seorang
peneliti menggunakan sampel untuk menarik kesimpulan tentang karakteristik
(parameter) populasi, maka peneliti harus membuat sebuah hipotesis. Ada dua
hipotesis yang diajukan peneliti yaitu hipotesis nol (H0) dan
hipotesis alternatif (Ha). Hipotesis nol ini dianggap benar sampai
akhirnya bisa dibuktkan salah berdasarkan data sampel. Di lain pihak hipotesis
alternatif merupakan lawan hipotesis nol. Hipotesis alternatif harus benar
ketika hipotesis nol mampu dibuktikan salah.
Pendekatan yang
paling umum digunakan di dalam menentukan besarnya tingkat kesalahan yang
diterima adalah tingkat tipe kesalahan I (Type I Error) yang dikenal
dengan alpha (a). Tipe kesalahan I atau a merupakan probabilitas menolak
hipotesis nol (H0) yang benar. Ketika peneliti menentukan
besarnya a, maka peneliti juga secara otomatis menentukan besarnya
kesalahan jenis lain yang terkait yaitu tipe kesalahan II, dikenal dengan beta
(b). Dengan demikian b merupakan probabilitas menerima hipotesis
nol (H0) yang salah. Berkaitan
dengan b, probabilitas yang sering digunakan adalah probabilitas 1
- b yang menunjukkan kekuatan statistik inferensi (statistical
power). 1 - b merupakan probabilitas menolak hipotesis nol yang
salah. Hubungan antara kedua probablitas tersebut dapat digambarkan di dalam
tabel berikut ini.
Tabel 1. Kesalahan di dalam Uji Hipotesis
Keputusan
|
Kondisi
Populasi
|
|
Hipotesis nol
(H0) benar
|
Hipotesis nol
(H0 )salah
|
|
Menerima H0
|
Keputusan
benar dengan derajat kepercayaan (1 - a)
|
b
(Kesalahan tipe II)
|
Menolak H0
|
a (Kesalahan
tipe 1)
|
Keputusan
benar (1- b)
|
Dalam prosedur uji statistik, keputusan menolak
atau menerima hipotesis nol tergantung dari besarnya statistik hitung dari uji
statistik yang digunakan dibandingkan dengan nilai statistik kritis pada alpha
yang dipilih. Jika nilai absolut statistik hitung lebih besar dari nilai
kritisnya maka H0 ditolak atau menerima Ha.
Berarti secara statistik signifikan. Sebaliknya, jika nilai absolut
statistik hitung lebih kecil dari nilai kritisnya maka H0 dterima
atau menolak Ha, sehingga secara statistik tidak signifikan. Menerima
atau menolak H0 bisa digunakan dengan menggunakan
nilai p-value. P-value merupakan besarnya alpha yang sebenarnya. Jika
p-value lebih kecil dari alpha yang dipilih, maka Ho ditolak. Sebaliknya, jika
p-value lebih besar dari alpha maka Ho diterima.
2.3 JENIS-JENIS
ANALISIS STATISTIKA MULTIVARIAT
Sebagai alat analisis statistika yang bersifat
general, analisis multivariat terdiri dari beberapa jenis. Jenis analisis multivariat
dapat dikelompokkan ke dalam teknik dependen (dependent technique),
teknik interdependen (interdependent technique), dan model struktural (structural
model).
Teknik dependen adalah teknik yang digunakan
ketika variabel dependen dipengaruhi oleh variabel independen. Teknik
interdependen adalah teknik yang digunakan ketika semua variabel saling
berpengaruh. Sedangkan teknik struktural adalah teknik yang digunakan untuk
menganalisis variabel dependen dan independen secara simultan.
Teknik Dependen
Bila di dalam
analisis multivariat bisa dibedakan antara variabel dependen dan variabel
independen maka dapat digunakan teknik dependen. Ada beberapa jenis analisis
metode dependen di dalam analisis multivariat. Pengelompokkannya didasarkan
oleh dua hal yaitu; 1. Jumlah variabel dependen, dan 2. Jenis pengukuran data
terhadap variabel baik dependen maupun independen. Berdasarkan jumlah variabel
dependen, maka analisis multivariat dikelompokkan apakah mempunyai satu
variabel dependen, dua variabel dependen, atau beberapa variabel dependen.
Selanjutnya, setelah diketahui jumlah variabel dependen maka dilihat jenis data
variabel dependen maupun data variabel independennya.
Tabel 2. Jenis Teknik Multivariat Dependen
Jenis
Analisis Multivariat
|
Variabel
Dependen
|
Jenis
Variabel Independen
|
|
Jumlah
Variabel
|
Jenis
Variabel Dependen
|
||
1. Regresi
|
1
|
Metrik
|
Metrik/Non
Metrik
|
2. Regresi
Logistik
|
1
|
Non Metrik
|
Metrik/Non
Metrik
|
3. Analisis
Diskriminan
|
1
|
Non Metrik
|
Metrik/Non
Metrik
|
4. Analisis
Konjoin
|
1
|
Non Metrik
|
Non Metrik
|
5. Analisis
Kanonikal
|
>1
|
Metrik
|
Metrik
|
6. MANOVA
|
>1
|
Metrik
|
Non Metrik
|
Jika jumlah
variabel dependen adalah satu maka ada empat jenis analisis multivariat yaitu:
1. Regresi, 2. Regresi Logistik, 3. Analisis Diskriminan, dan 4. Analisis
Konjoin. Analisis regresi adalah analisis jika jumlah variabel dependennya satu
bersifat metrik dan variabel independennya dalam bentuk metrik ataupun non
metrik. Analisis regresi logistik (logit) merupakan analisis dengan jumlah
variabel dependen satu bersifat non metrik dan variabel independennya bersifat
baik metrik ataupun non metrik. Analisis diskriminan adalah analisis dengan
jumlah variabel dependen satu bersifat non metrik dan varaiabel independennya
bersifat metrik ataupun non metrik.
Jika jumlah
variabel dependennya lebih dari satu maka ada 2 jenis analisis multivariat
yaitu: 1. Analisis kanonikal, dan 2. Analisis MANOVA. Analisis kanonikal
merupakan analisis dengan lebih dari dua variabel dependen bersifat metrik dan
variabelnya bersifat metrik juga. Sedangkan MANOVA adalah analisis dengan
variabel dependen lebih dari satu bersifat metrik dan variabel independennya
bersifat non metrik.
Teknik
Interdependen
Dalam banyak
kasus, seringkali dialami kesulitan dalam memisahkan antara variabel dependen
dan independennya. Dengan kata lain, semua variabel adalah independen. Tujuan
dari analisis interdependen adalah menganalisis mengapa dan bagaimana
variabel-variabel yang ada saling berhubungan. Karena tidak bisa dipisahkan
mana variabel dependen dan mana variabel independen, maka pembagian metode
interdependen didasarkan pada jenis variabel yang ada yaitu apakah metrik atau
non metrik.
Jika jenis
variabel adalah metrik maka ada tiga jenis analisis yaitu: 1. Analisis faktor,
2. Analisis kluster, dan 3. Skala multidimensi. Sedangkan bila jenis variabel
adalah variabel non metrik maka ada satu analisis yaitu analisis koresponden.
Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 3. Jenis Teknik Multivariat Interdependen
Jenis
Analisis
|
Jenis
Variabel
|
1. Analisis
Faktor
|
Metrik
|
2. Analisis
Kluster
|
Metrik
|
3. Analisis
Koresponden
|
Metrik
|
4. Analisis
Skala Multidimensional
|
Non Metrik
|
2.4 ANALISIS
KORELASI GANDA
2.4.1
Hakikat
Korelasi Ganda
Korelasi ganda atau (multiple atau jamak) berkenaan dengan hubungan
antara tiga variable atau lebih, dimana sekurang-kurangnya dua variable bebas
secara bersama-sama dihubungkan dengan variable terikatnya.
Korelasi ganda ialah hubungan antara dua variable bebas atau lebih
yang secara bersama-sama dihubungkan dengan variable terikatnya

|
|
Gambar
XII.1 : Korelasi Biasa
![]() |
|||
![]() |
|



|





|
![]() |
2.4.2
Guna korelasi
ganda
Korelasi digunakan untuk mencari hubungan
antara dua variable bebas atau lebih yang secara bersama-sama dihubungkan
dengan variable terikatnya (Y), sehingga akhirnya dapat diketahui besarnya
sumbangan seluruh variable bebas yang menjadi objek penelitian terhadap
variable terikatnya.
Seperti halnya dengan korelasi tunggal, maka sebelum korelasi ganda
dihitung perlu dibuktikan atau dipenuhi asumsi yang berlaku yaitu seperti
halnya pada korelasi tunggal. Dalam penelitian, korelasi ganda biasanya dilakukan
setelah korelasi tunggal dianalisis
terlebih dahulu sehingga ditemukan nilai-nilai r. karena korelasi ganda
merupakan kelanjutan dari analisis korelasi tunggal, maka semua asumsi yang
diperlukan pada analisis korelasi ganda tidak perlu lagi disebutkan atau diulang-ulang lagi.
2.4.3
Langkah-langkah
dalam menghitung koefisisen ganda (R)
1.
Jika harga
rata-rata r belum diketahui, maka hitunglah harga r. biasanya sudah ada karena
kelanjutan korelasi tunggal.
2.
Hitung r hitung
dengan menggunakan rumus sebagai berikut: untuk
dua variable bebas (X1 dan X2) rumusnya :
![]() |


1-r2x1x2
Di mana :
RY.x1x2
= koefisien korelasi ganda antara variable X1 dan X2 secara
bersama-sama dengan variable Y.
ryx1= koefisien korelasi X1 dengan Y.
ryx2= koefisien korelasi X2 dengan Y.
rx1x2= koefisien korelasi X1 dengan X2.
3.
Tetapkan taraf
signifikasinya (α), sebaiknya disamakan dengan α terdahulu.
4.
Tentukan
criteria pengujian signifikasi R yaitu:
Ha : Tidak signifikan
H0: Signifikan
Ha: Ry.x1.x2=0
H0: Ry.x1.x2≠0
Jika Fhitung ≤Ftabel,maka H0 diterima
atau signifikan.
5.
Cari thitung
dengan rumus :


(1-R2)

6.
Cari Ftabel
= F(1-α),kemudian dengan dkpembilang=k
Dkpenyebut= n-k-1,
Dimana: k= banyaknya variable bebas dan
n=banyaknya
anggota sampel.
Dengan melihat table f didapat nilai Ftabel.
7.
Bandingkan Fhitung
dengan Ftabel dan konsultasikan dengan criteria pada langkah 4
diatas.
8.
Buatlah
kesimpulannya.
2.5 ANALISIS KORELASI PARSIAL (PARSIAL)
2.5.1 Hakikat Korelasi Parsial
Pada
korelasi tunggal mencari kuatnya hubungan antara variabel X dan Y dapat juga
disebut sebagai korelasi jenjang nihil. Sebutan jenjang nihil memberikan
pengertian bahwa dalam korelasi itu tidak ada veriabel lain yang dikontrol.
Korelasi
jenjang pertama artinya dalam korelasi itu terdapat satu variabel yang
dikontrol. Korelasi jenjang kedua artinya dalam korelasi itu terdapat dua
variabel yang dikontrol.
2.5.2 Guna Korelasi
Parsial
Guna korelasi parsial ialah untuk menemukan nilai korelasi murni
yang terlepas dari pengaruh-pengaruh variabel lainnya. Sebagai contoh : apabila
kita bermaksud untuk meneliti hubungan antara dua variabel yang diasumsikan
bahwa seluruh atau sebagian dipengaruhi oleh variabel ketiga, maka dengan
menggunakan korelasi parsial ini kita dapat mengontrol pengaruh variabel ketiga
tadi yaitu dengan menjadikan variabel ketiga menjadi tetap (constant).
2.5.3
Rumus Korelasi
Parsial
Rumus untuk menghitung koefisien korelasi parsial untuk tiga
variabel adalah sebagai berikut :
r12 - r13 r23



r13 - r12 r23



r23 - r12 r23



dimana
:
r12.3 = koefisien korelasi antara variabel 1 dengan 2, dikontrol oleh
variabel 3.
r13.2 = koefisien korelasi antara variabel 1 dengan 3, dikontrol oleh
variabel 2.
r23.1 = koefisien
korelasi antara variabel 2 dengan 3, dikontrol oleh variabel 1.
Ketiga
rumus diatas memberikan koefisien korelasi jenjang pertama. Karena hanya satu
variabel saja yang dikontrol.
|
![]() |
Dimana :
r12.3 - r14.3 r24.3



r24 – r23 r34



Asumsi, kelayakan nilai, dan interprestasi nilai r pada korelasi
parsial ini pada dasarmya sama saja seperti yang terdapat pada korelasi biasa
terdahulu. Dan disebabkan perhitungan koefisien korelasi parsial ini merupakan
lanjutan setelah lorelasi biasa dilakukan.
2.5.4 Menguji Hipotesis Menggunakan Korelasi Parsial
1.
Cocokkan notasi
1 untuk variabel apa, 2 untuk variabel apa, dan seterusnya.
2.
Jika harga r
masih dalam bentuk ryx1, ryx2, rx1, rx2, dan seterusnya, maka rubahlah secara
hati-hati kedalam bentuk
,
,
, dan seterusnya. Jangan lupa sesuaikan dengan langkah 4 di atas.



3.
Tulis Ha dan
H0 dalam bentuk kalimat:
Ha :
1) Terdapat hubungan yang signifikan antara variabel X1 dengan
variabel Y dimana X2 konstan.
2)
Terdapat
hubungan yang signifikan antara variabel X2 dengan variabel Y dimana
X1 konstan.
3)
Terdapat
hubungan yang signifikan antara variabel X1 dengan variabel X2
dimana Y konstan.
H0:
1) Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara variabel X1 dengan
variabel Y dimana X2 konstan.
2) Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara variabel X2
dengan variabel Y dimana X1 konstan.
3) Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara variabel X1
dengan variabel X2 dimana Y konstan.
4.
Tulis Ha dan
H0 dalam bentuk statistik:
Ha : 

r23.1 

r23.1 

H0 : 

r23.1 

r23.1 

5.
Cari
,
dengan menggunakan rumus yang sesuai dengan variabel mana yang dikontrol atau
varibel mana yang dibuat konstan.

6.
Terdapat taraf
signifikannya (
).

7.
Tentukan
kriteria pengujian signifikan r yaitu:
Ha :
tidak signifikan
H0
: signifikan
Jika
-
maka H0 ditolak.


8. Hitung dk dengan rumus dk = n – 2 dan dengan
seperti
langkah 4 dari tabel r kritis Pearson didapat nilai 


9. Bandingkan
dengan
dan
konsultasikan dengan kriteria pada langkah 7


10. Buatlah kesimpulannya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
o Analisis multivariat
merupakan salah satu analisis statistika yang berkaitan dengan analisis banyak
variabel. Dalam analisis statistika, terdapat pengelompokkan terhadap jumlah
variabel yang dianalisis. Melalui pengelompokkan tersebut, terbagi menjadi
univariat (univariate), bivariat (bivariate), dan multivariat (multivariate).
o
Ada dua hipotesis yang diajukan peneliti yaitu
hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (Ha).
Hipotesis nol ini dianggap benar sampai akhirnya bisa dibuktkan salah
berdasarkan data sampel. Di lain pihak hipotesis alternatif merupakan lawan
hipotesis nol. Hipotesis alternatif harus benar ketika hipotesis nol mampu
dibuktikan salah.
o
Sebagai alat analisis statistika yang bersifat
general, analisis multivariat terdiri dari beberapa jenis. Jenis analisis
multivariat dapat dikelompokkan ke dalam teknik dependen (dependent
technique), teknik interdependen (interdependent technique), dan
model struktural (structural model).
o
Korelasi ganda
atau (multiple atau jamak) berkenaan dengan hubungan antara tiga variable atau
lebih, dimana sekurang-kurangnya dua variable bebas secara bersama-sama
dihubungkan dengan variable terikatnya
o
Korelasi
digunakan untuk mencari hubungan antara dua variable bebas atau lebih yang
secara bersama-sama dihubungkan dengan variable terikatnya (Y), sehingga
akhirnya dapat diketahui besarnya sumbangan seluruh variable bebas yang menjadi
objek penelitian terhadap variable terikatnya.
o
Pada korelasi
tunggal mencari kuatnya hubungan antara variabel X dan Y dapat juga disebut
sebagai korelasi jenjang nihil. Sebutan jenjang nihil memberikan pengertian
bahwa dalam korelasi itu tidak ada veriabel lain yang dikontrol.
o
Guna korelasi
parsial ialah untuk menemukan nilai korelasi murni yang terlepas dari
pengaruh-pengaruh variabel lainnya.
No comments:
Post a Comment