BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Budaya atau kebudayaan
berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak
dari buddhi (budi atau akal)
diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Maka, Budaya adalah suatu cara hidup yang
berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari
generasi ke generasi. Dengan demikian, budayalah yang menyediakan suatu
kerangka yang koheren untuk mengorganisasikan aktivitas seseorang dan
memungkinkannya meramalkan perilaku orang lain.
Kota Palembang adalah salah satu kota
besar di Indonesia yang juga merupakan ibu kota provinsi Sumatera Selatan.
Palembang merupakan kota terbesar kedua di Sumatera setelah Medan. Budaya terbentuk dari banyak unsur
termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas (pakaian, bangunan, dan karya seni). Didasarkan dari prasasti Kedukan Bukit yang
diketemukan di Bukit Siguntang sebelah barat Kota Palembang, yang menyatakan
pembentukan sebuah wanua yang ditafsirkan sebagai kota yang merupakan ibukota
Kerajaan Sriwijaya pada tanggal 16 Juni 682 Masehi. Maka tanggal tersebut
dijadikan patokan hari lahir Kota Palembang.
2.2 RUMUSAN MASALAH
- Bagaimana kebudayaan masyarakat palembang (sistem bahasa,kepercayaan,mata pencaharian, makanan khas, perkawinan,seni dan pengethuan serta teknologi )?
2. Bagaimanakah
struktur ekonomi pada masyarakat palembang ?
2.3 TUJUAN MAKALAH
- Menganalisis kebudayaan masyarakat palembang dari sistem bahasa,kepercayaan,mata pencaharian, makanan khas, perkawinan,seni dan pengethuan serta teknologi
- Menganalisis struktur ekonomi masyarakat palembang
2.4 MANFAAT MAKALAH
Adapun manfaat dari penulisan makalah Kajian
Masyarakat Indonesia yang berjudul “Analisis kebudayaan palembang ” ini adalah
untuk memberikan informasi dan pengetahuan kepada pembaca tentang kebudayaan-kebudayaan
yang ada di palembang dan bagaimana struktur ekonomi yang ada dipalembang.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Kebudayaan Palembang
2.1.1 Bahasa
Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian yang tak terpisahkan dari diri manusia
sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika
seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya dan
menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu
dipelajari. Bahasa Palembang mempunyai dua tingkatan, yaitu Baso Pelembang
Alus atau Bebaso dan Baso Pelembang Sari-sari. Baso Pelembang Alus dipergunakan
dalam percakapan dengan pemuka masyarakat, orang-orang tua, atau orang-orang
yang dihormati, terutama dalam upacara-upacara adat. Bahasa ini berakar pada bahasa Jawa karena raja-raja Palembang berasal dari Kerajaan Majapahit, Kerajaan Demak, dan Kerajaan Pajang. Itulah sebabnya perbendaharaan kata Baso Pelembang Alus banyak
persamaannya dengan perbendaharaan kata dalam bahasa Jawa.
Sementara itu, Baso sehari-hari dipergunakan oleh wong Palembang dan berakar pada bahasa Melayu. Dalam praktiknya sehari-hari, orang Palembang biasanya mencampurkan bahasa ini dan Bahasa Indonesia (pemilihan kata berdasarkan kondisi dan koherensi) sehingga penggunaan bahasa Palembang menjadi suatu seni tersendiri. Bahasa Palembang memiliki kemiripan dengan bahasa daerah provinsi di sekitarnya, seperti Jambi, Bengkulu bahkan Jawa (dengan intonasi berbeda). Di Jambi dan Bengkulu, akhiran 'a' pada kosakata bahasa Indonesia yang diubah menjadi 'o' banyak ditemukan.
Sementara itu, Baso sehari-hari dipergunakan oleh wong Palembang dan berakar pada bahasa Melayu. Dalam praktiknya sehari-hari, orang Palembang biasanya mencampurkan bahasa ini dan Bahasa Indonesia (pemilihan kata berdasarkan kondisi dan koherensi) sehingga penggunaan bahasa Palembang menjadi suatu seni tersendiri. Bahasa Palembang memiliki kemiripan dengan bahasa daerah provinsi di sekitarnya, seperti Jambi, Bengkulu bahkan Jawa (dengan intonasi berbeda). Di Jambi dan Bengkulu, akhiran 'a' pada kosakata bahasa Indonesia yang diubah menjadi 'o' banyak ditemukan.
2.1.2 Sistem
Religi (Kepercayaan)
Walaupun Sumatera Selatan
adalah tempat berdirinya kerajaan sriwijaya yang menganut kepercayaan dan agama
budha tetapi mayoritas masyarakatnya beragama Islam, karena masyarakat
Palembang yang pada umum nya memiliki darah dan keturunanan bangsa melayu
yang juga mayoritas beragama Islam.
2.1.3 Sistem Mata Pencaharian
Masyarakat Palembang pada
umumnya mempunyai mata pencaharian berdagang. Dalam cakupan kepulauan,
kepulauan sumatera sangat kaya dengan hasil buminya seperti kelapa sawit,
tembaga, batubara,timah, bauksit dll. Maka dari itu sumber mata pencahariaan
masyarakat palembang juga menjadi pekerja tambang.Dalam berbagai
definisi kota Palembang tercakup unsur keluasan wilayah,
kepadatan penduduk yang bersifat heterogen dan bermata pencaharian non
pertanian.
2.1.4 Sistem Pengetahuan dan Teknologi
Masyarakat Palembang dikenal dengan sifat suka berterus terang dan suka
berkawan. Mereka memiliki keahlian dalam menciptakan karya seni yang indah
dengan kesabaran dan kemampuannya.
Salah satu contoh dari hasil kreasi masyarakat Palembang yang paling
terkenal adalah kain songket yang terbuat dari sutra dikombinasikan dengan
benang emas yang mampu memikat kolektor pakaian tradisional karena desainnya
yang kaya dan elegan. Songket juga dapat menjadi oleh-oleh yang bagus, meskipun
harga songket cukup mahal terutama yang dibuat langsung secara tradisional.
Selain itu Palembang juga
terkenal dengan ukiran kayu bermotifnya yang dipengaruhi oleh desain Cina dan
Budha. Ukiran-ukiran kayu yang terdapat di mebel tersebut didominasi oleh
dekorasi berbentuk bunga melati dan teratai.
2.1.5 Makanan Khas
Palembang juga menawarkan makanan yang unik, lezat yang kebanyakan
terbuat dari ikan. Diantaranya ialah:
§ Pempek Palembang
Ini adalah salah satu
makanan yang paling terkenal dari Palembang dan dapat Anda temukan di seluruh
Indonesia dan telah menjadi favorit banyak orang Indonesia. Pempek terbuat dari
ikan yang telah digiling dicampur tepung terigu dan bumbu-bumbu lain.
Jenis-jenis pempek palembang di antaranya adalah: pempek lenjer, kapal selam,
pempek kulit, pempek adaan dan pempek lenggang, pempek keriting serta pempek
panggang.
§ Kerupuk Palembang, salah satu makanan kecil
dari Palembang yang terkenal, kerupuk ini terbuat dari campuran terigu dan ikan
tertentu. Biasanya terbuat dari ikan tenggiri, ikan gabus dan ikan belida.
§ Martabak Har, terbuat dari telur
dicampur dengan bumbu-bumbu tertentu dan daging, lalu dibungkus adonan terigu,
dicampurkan lalu digoreng. Martabak Har biasanya disajikan dengan saus yang
lezat terbuat dari kentang, air dan bumbu-bumbu lainnya. Tempat terbaik untuk
mencicipi martabak ini adalah di Martabak Kaji Abdul Rosak di Jalan. Jendral
Sudirman.
§ Lempok Duren, terbuat dari durian dan
gula. Rasanya manis dan kenyal.
§ Tekwan, sup tradisional yang
terbuat dari bola-bola ikan, pasta ikan, soun, jamur dan bengkoang
kemudian disajikan hangat-hangat.
§ Bekasem yaitu Ikan yang diasinkan.
§ Makanan khas khas lainnya dari provinsi ini
seperti pindang patin, pindang tulang, sambal jokjok, berengkes, dan tempoyak.
2.1.4 Kesenian
Sejarah tua Palembang serta masuknya para pendatang
dari wilayah lain, telah menjadikan kota ini sebagai kota multi-budaya. Sempat
kehilangan fungsi sebagai pelabuhan besar, penduduk kota ini lalu mengadopsi
budaya Melayu pesisir, kemudian Jawa. Sampai sekarang pun hal ini bisa dilihat
dalam budayanya. Salah satunya adalah bahasa. Kata-kata seperti "lawang
(pintu)", "gedang (pisang)", adalah salah satu contohnya. Gelar
kebangsawanan pun bernuansa Jawa, seperti Raden Mas/Ayu. Makam-makam peninggalan
masa Islam pun tidak berbeda bentuk dan coraknya dengan makam-makam Islam di
Jawa.
Kesenian yang terdapat di Palembang antara lain:
Kesenian yang terdapat di Palembang antara lain:
- Kesenian Dul Muluk (pentas drama tradisional khas Palembang)
- Tari-tarian seperti Gending Sriwijaya yang diadakan sebagai penyambutan kepada tamu-tamu dan tari Tanggai yang diperagakan dalam resepsi pernikahan
- Lagu Daerah seperti Melati Karangan, Dek Sangke, Cuk Mak Ilang, Dirut dan Ribang Kemambang
- Rumah Adat Palembang adalah Rumah Limas dan Rumah Rakit
Selain itu Kota Palembang menyimpan salah satu jenis
tekstil terbaik di dunia yaitu kain songket. Kain songket Palembang merupakan
salah satu peninggalan Kerajaan Sriwijaya dan di antara keluarga kain tenun
tangan kain ini sering disebut sebagai Ratunya Kain. Hingga saat ini kain
songket masih dibuat dengan cara ditenun secara manual dan menggunakan alat
tenun tradisional. Sejak zaman dahulu kain songket telah digunakan sebagai
pakaian adat kerajaan. Warna yang lazim digunakan kain songket adalah warna
emas dan merah. Kedua warna ini melambangkan zaman keemasan Kerajaan Sriwijaya
dan pengaruh China di masa lampau. Material yang dipakai untuk menghasilkan
warna emas ini adalah benang emas yang didatangkan langsung dari China, Jepang
dan Thailand. Benang emas inilah yang membuat harga kain songket melambung
tinggi dan menjadikannya sebagai salah satu tekstil terbaik di dunia.
Selain kain songket, saat ini masyarakat Palembang tengah giat mengembangkan jenis tekstil baru yang disebut batik Palembang. Berbeda dengan batik Jawa, batik Palembang nampak lebih ceria karena menggunakan warna - warna terang dan masih mempertahankan motif - motif tradisional setempat.
Kota Palembang juga selalu mengadakan berbagai festival setiap tahunnya antara lain "Festival Sriwijaya" setiap bulan Juni dalam rangka memperingati Hari Jadi Kota Palembang, Festival Bidar dan Perahu Hias merayakan Hari Kemerdekaan, serta berbagai festival memperingati Tahun Baru Hijriah, Bulan Ramadhan dan Tahun Baru Masehi.
Selain kain songket, saat ini masyarakat Palembang tengah giat mengembangkan jenis tekstil baru yang disebut batik Palembang. Berbeda dengan batik Jawa, batik Palembang nampak lebih ceria karena menggunakan warna - warna terang dan masih mempertahankan motif - motif tradisional setempat.
Kota Palembang juga selalu mengadakan berbagai festival setiap tahunnya antara lain "Festival Sriwijaya" setiap bulan Juni dalam rangka memperingati Hari Jadi Kota Palembang, Festival Bidar dan Perahu Hias merayakan Hari Kemerdekaan, serta berbagai festival memperingati Tahun Baru Hijriah, Bulan Ramadhan dan Tahun Baru Masehi.
2.1.5 Perkawinan
Melihat adat perkawinan Palembang, jelas terlihat bahwa
busana dan ritual adatnya mewariskan keagungan serta kejayaan raja-raja dinasti
Sriwijaya yang mengalaimi keemasan berpengaruh di Semananjung Melayu berabad
silam. Pada zaman kesultanan Palembang berdiri sekitar abad 16 lama
berselang setelah runtuhnya dinasti Sriwijaya, dan pasca Kesultanan pada
dasarnya perkawinan ditentukan oleh keluarga besar dengan pertimbangan bobot,
bibit dan bebet.
Pada masa
sekarang ini perkawinan banyak ditentukan oleh kedua pasang calon mempelai
pengantin itu sendiri.
-
Tata cara perkawinan
ü Calon dapat diajukan oleh si anak yang akan
dikawinkan, dapat juga diajukan oleh orang tuannya. Bila dicalonkan oleh orang
tua, maka mereka akan menginventariskan dulu siapa-siapa yang akan dicalonkan,
anak siapa dan keturunan dari keluarga siapa.
ü Madik
Madik adalah suatu proses penyelidikan atas seorang gadis yang dilakukan oleh utusan pihak keluarga pria.Tujuannya untuk perkenalan, mengetahui asal usul serta silsilah keluarga masing-masing serta melihat apakah gadis tersebut belum ada yang meminang.
Madik adalah suatu proses penyelidikan atas seorang gadis yang dilakukan oleh utusan pihak keluarga pria.Tujuannya untuk perkenalan, mengetahui asal usul serta silsilah keluarga masing-masing serta melihat apakah gadis tersebut belum ada yang meminang.
ü Menyengguk
Menyengguk atau sengguk berasal dari bahasa Jawa kuno yang artinya memasang “pagar” agar gadis yang dituju tidak diganggu oleh sengguk (sebangsa musang, sebagai kiasan tidak diganggu perjaka lain).
Menyengguk atau sengguk berasal dari bahasa Jawa kuno yang artinya memasang “pagar” agar gadis yang dituju tidak diganggu oleh sengguk (sebangsa musang, sebagai kiasan tidak diganggu perjaka lain).
ü Ngebet
Bila proses sengguk telah mencapai sasaran, maka
kembali keluarga dari pihak pria berkunjung dengan membawa tenong sebanyak 3
buah, masing-masing berisi terigu, gula pasir dan telur itik. Pertemuan ini
sebagai tanda bahwa kedua belah pihak keluarga telah “nemuke kato” serta
sepakat bahwa gadis telah ‘diikat’ oleh pihak pria.
ü Berasan
Berasal dari bahasa Melayu artinya bermusyawarah, yaitu bermusyawarah untuk menyatukan dua keluarga menjadi satu keluarga besar.
Berasal dari bahasa Melayu artinya bermusyawarah, yaitu bermusyawarah untuk menyatukan dua keluarga menjadi satu keluarga besar.
ü
MutuskeKato
Acara ini bertujuan kedua pihak keluarga membuat keputusan dalam hal yang berkaitan dengan:”hari ngantarke belanjo” hari pernikahan, saat Munggah, Nyemputi dan Nganter Penganten, Ngalie Turon, Becacap atau Mandi Simburan dan Beratib.
Acara ini bertujuan kedua pihak keluarga membuat keputusan dalam hal yang berkaitan dengan:”hari ngantarke belanjo” hari pernikahan, saat Munggah, Nyemputi dan Nganter Penganten, Ngalie Turon, Becacap atau Mandi Simburan dan Beratib.
ü Nganterke Belanjo
Prosesi nganterke belanjo biasanya dilakukan sebulan atau setengah bulan bahkan beberapa hari sebelum acara Munggah. Prosesi ini lebih banyak dilakukan oleh kaum wanita, sedangkan kaum pria hanya mengiringi saja.
Uang belanja (duit belanjo) dimasukan dalam ponjen warna kuning dengan atribut pengiringnya berbentuk manggis. Hantaran dari pihak calon mempelai pria ini juga dilengkapi dengan nampan-nampan paling sedikit 12 buah berisi aneka keperluan pesta, antara lain berupa terigu, gula, buah-buahan kaleng, hingga kue-kue dan jajanan. Lebih dari itu diantar pula’enjukan’ atau permintaan yang telah ditetapkan saat mutuske kato, yakni berupa salah satu syarat adat pelaksanaan perkawinan sesuai kesepakatan
Prosesi nganterke belanjo biasanya dilakukan sebulan atau setengah bulan bahkan beberapa hari sebelum acara Munggah. Prosesi ini lebih banyak dilakukan oleh kaum wanita, sedangkan kaum pria hanya mengiringi saja.
Uang belanja (duit belanjo) dimasukan dalam ponjen warna kuning dengan atribut pengiringnya berbentuk manggis. Hantaran dari pihak calon mempelai pria ini juga dilengkapi dengan nampan-nampan paling sedikit 12 buah berisi aneka keperluan pesta, antara lain berupa terigu, gula, buah-buahan kaleng, hingga kue-kue dan jajanan. Lebih dari itu diantar pula’enjukan’ atau permintaan yang telah ditetapkan saat mutuske kato, yakni berupa salah satu syarat adat pelaksanaan perkawinan sesuai kesepakatan
BAB III
STRUKTUR EKONOMI
KOTA PALEMBANG
3.1
Struktur Ekonomi
Struktur Ekonomi menggambarkan
kontribusi atau peranan masing-masing sektor dalam pembentukan Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB) yang dalam konteks yang lebih jauh akan memperlihatkan
bagaimana suatu daerah terhadap kemampuan produksi dari masing-masing sektor perekonomian.Berdasarkan
pendekatan produksi, seluruh sektor lapanganusaha yang ada di suatu wilayah
biasanya di kelompokan dalam 9 sektor.Kesembilan sektor tersebut dapat
diklasifikasikan kembali dalam tiga sektor utama, yaituSektor Primer, Sekunder,
Tersier. Sektor Primer mencakup kegiatan pertanian,
Pertambangan, danpenggalian.Sektor Sekunder meliputi kegiatan industri pengolahan,
listrik,Gas dan air bersih serta bangunan.Sektor Tersier mencakup kegiatan Perdagangan, Hotel dan Restoran,
Pengangkutan dan Komunikasi, Keuangan, Persewaan dan jasa perusahaan sertaj asa-jasa
lainnya. AdapunStruktur Ekonomi Kota Palembang menurut Sektor
Primer,Sekunder dan Tersier dapat di lihat pada tabel di bawah ini (th 2012) :

Pada tabel diatas, terlihat bahwa strukturekonomi Kota
Palembang sektor sekunder dengan migas masih mendominasi pada tahun 2012 dengan
andil sebesar 52.96% dan sektor ersier sebesar 46.7%, dan sektor primer sebesar
0.43%, dengan rincian masing-masing indikator yang berpengaruh sebagai berikut:


3.2
LAJU PERTUMBUHANEKONOMI
Laju pertumbuhan ekonomi
merupakan tolok ukur keberhasilankinerja ekonomi daerah serta dapat menunjukkan
arah kebijakanpembangunan suatu wilayah padakurun waktu tertentu.
Pertumbuhantersebut merupakan laju pertumbuhan yang dibentuk dari berbagai
macamsektor ekonomi, yang secara tidak langsung menggambarkan tingkatperubahan
ekonomi yang terjadi.Terjadinya krisis global di tahun 2008 cukup berpengaruh
terhadappertumbuhan ekonomi Kota Palembang. Pada beberapa sektor ekonomi
lajupertumbuhan melambatdari tahun sebelumnya, yang pada akhirnyamengakibatkan total pertumbuhan
ekonomi kota palembang lebih kecil.Adapun laju pertumbuhan Ekonomi Kota
Palembangempattahunterakhir disajikan pada tabel di bawah ini:

Berikut data diatas yang
dapat penyaji analisis menurut beberapa sumber yang terpercaya.
BAB
IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Setelah menganalisis
kebudayaan universal yang ada pada masyarakat Sumatera Selatan di atas dapat
disimpulkan bahwa etos kebudayaan atau unsur yang paling menonjol dari
masyarakat Sumsel adalah dari segi “Sistem Pengetahuan dan Teknologi” khususnya
pada makanan-makanan khasnya dan dari segi “Kesenian”-nya baik seni tari, rumah
adat, maupun kerajinannya. Mereka memiliki keahlian dalam menciptakan karya
seni yang indah dengan kesabaran dan kemampuannya. Hal ini menunjukan bahwa
Sumatera Selatan adalah provinsi yang kaya akan kebudayaannya.
4.2 Saran
Sumatera Selatan dikenal dengan kesenian dan kerajinannya, maka dari itu
marilah bersama-sama kita menjaga dan melestarikan kebudayaan yang ada walaupun
zaman semakin hari semakin maju. Jika bukan kita sendiri yang menjaganya siapa
lagi? Apakah harus menunggu kebudayaan dan hasil karya kita di akui oleh negara
lain terlebih dahulu baru kita mau melestarikan dan mempertahankannya?
3 comments:
mokasih ya mbak
makasih yea......
#lebayilmu
kiunjungi
http://downloadsiteazhar.blogspot.co.id/
terima kasih mbak nuraini meraih mimpi, semoga mimpinya bisa diraih!
Post a Comment