BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Menurut Dirjen Bina Pengolahan dan Pemasaran Hasil
Pertanian (2002), dewasa ini orientasi sektor pertanian telah berubah kepada
orientasi pasar. Perubahan selera konsumen yang makin menuntut atribut produk
yang lebih rinci dan lengkap serta adanya selera konsumen akan produk olahan,
maka motor penggerak sektor pertanian harus berubah dari usaha tani kepada
agroindustri. Dalam hal ini, agroindustri harus menjadi lokomotif dan sekaligus
penentu kegiatan sub sektor usaha tani dan selanjutnya akan menentukan sub
sektor agribisnis hulu.
Sebagai motor penggerak pembangunan pertanian di Indonesia,
upaya pengembangan agroindustri sangat penting dilaksanakan. Hal ini mencakup
beberapa tujuan, yaitu: (a) menarik dan mendorong munculnya industri baru
disektor pertanian, (b) menciptakan struktur perekonomian yang tangguh, (c)
menciptakan nilai tambah dan (d) menciptakan lapangan kerja dan memperbaiki
pembagian pendapatan (Soekartawi, 2000). Sektor industri, terutama industri
pengolahan hasil pertanian merupakan sektor yang memberikan nilai tambah pada
produk pertanian primer. Secara nasional sektor industri kecil adalah penyerap
tenaga kerja terbesar berdasarkan skala usaha dibandingkan dengan sektor
industri menengah dan besar yaitu sebesar 78.994.872 orang tenaga kerja pada
tahun 2008 dan 80.933.384 orang tenaga kerja pada tahun 2009 .
Keripik buah adalah salah satu bentuk produk industri
yang mengolah buah dan sayur segar menjadi keripik. Keripik merupakan makanan
ringan yang sangat digemari oleh masyarakat, karena mengingat rasanya yang
nikmat dan gurih. Keberadaan usaha kecil sangat berpengaruh dalam meningkatkan
ekonomi masyarakat lokal, karena dapat menyerap tenaga kerja, memberikan nilai
tambah pada buah-buahan dan dapat menjadi sumber pendapatan bagi pemilik usaha
kecil tersebut.
Keripik buah adalah produk olahan buah yang diproses
dengan penggoreng vakum, sehingga bahan (daging buah) yang digoreng renyah dan
berwarna cerah. Kondisi ini tidak dapat diperoleh dengan penggorengan biasa.
Selain itu keripik buah (nangka dan salak) juga memiliki kandungan gizi yang
sangat baik untuk kesehatan.
Investasi dalam industri pengolahan mempunyai beberapa
tujuan, tetapi yang menjadi tujuan utama adalah untuk mencapai laba yang
maksimum guna kelangsungan hidupnya. Laba yang maksimum akan dapat diwujudkan
apabila HOME INDUSTRY mampu menekan biaya produksi dan operasi serendah
mungkin, menentukan harga jual sedemikian rupa, dan meningkatkan volume
penjualan sebesar mungkin (Supriyono, 1995).
1.2 Rumusan Masalah
·
Apa saja kendala yang dialami saat memproduksi keripik
nenas dan keripik nangka?
·
Bagaimana cara memproduksinya?
1.3 Tujuan Penelitian
·
Untuk mengetahui kendala-kendala apa saja yang dialami
saat memproduksi keripik nenas dan nangka
·
Untuk mengetahui bagaimana cara memproduksi keripik
nenas dan keripik nangka
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat
dari penelitian ini adalah:
·
Bagi pihak industri, diharapkan dapat memberikan
masukan informasi dan saran yang bermanfaat dalam hal pengambilan keputusan dan
pengembangan usaha pada masa yang akan datang.
·
Bagi pemerintah, dengan adanya penelitian ini dapat
dijadikan sebagai informasi dalam membuat kebijakan pembinaan usaha kecil yang
ada di Kabupaten Kampar.
·
Bagi Konsumen, dengan adanya penelitian ini dapat
memberikan informasi mengenai hieginis dan bergizinya keripik dari buah-buahan.
BAB II
ASPEK PRODUK
2.1 Produk yang
Dihasilkan
Produk merupakan segala sesuatu yang
dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli,
digunakan, atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan
pasar yang bersangkutan (Tjiptono, 2002:95). Pada bagian ini menjelaskan
keseluruhan produk yang dihasilkan. Perencanaan yang perlu dilakukan menyangkut
produk (output), terutama pada usaha manufaktur dan industri pengolahan adalah:
A. Dimensi
Produk
Dimensi produk berkenaan dengan
sifat dan ciri-ciri produk yang meliputi bentuk, ukuran, warna serta fungsinya.
Produk yang berbahan baku buah ini disajikan dalam bentuk keripik yang
disediakan dengan berbagai varian rasa dan harga. Berikut ini adalah berbagai
macam produk yang dihasilkan oleh keripik buah antara lain :
§ Keripik
buah nangka
§ Keripik
buah nanas
B.
Nilai/Manfaat Produk
Produk keripik buah dan keripik
sayur yang ditawarkan memiliki manfaat yang positif bagi kesehatan konsumen
yang merupakan manfaat inti dari produk keripik buah dan keripik sayur. Buah
dan sayur yang diolah memiliki banyak kandungan gizi yang bermanfaat. Produk
keripik buah dan keripik sayur juga memiliki Potential Benefit (manfaat
potensial) seperti menjaga lingkungan dan memperdulikan kesehatan pelanggan.
C.
Kegunaan/Fungsi Produk
Produk konsumsi, yaitu produk yang
dibeli dan digunakan oleh konsumen akhir (pemakai akhir). Keripik buah dan
keripik sayur merupakan produk yang dapat dinikmati dengan berbagai pilihan
rasa dan harga. Selain itu kandungan gizi keripik buah dan keripik sayur yang
diproses dengan alat penggoreng sistem hampa tidak jauh berbeda dengan keadaan
buah segar, karena diproses dengan menggunakan suhu rendah.
2.2 Keunggulan
Produk
Keunggulan kompetitif produk ini antara lain :
1. Rasa yang sangat renyah dan gurih.
2. Kemasan yang ramah lingkungan.
3. Kesegaran dari buah dan sayur yang masih terasa.
4. Harga terjangkau dan sesuai dengan kantong
konsumen.
2.3 Target Pasar
atau Segmen Pasar yang Dituju
Target pasar adalah sekelompok
pembeli yang mempunyai sifat-sifat yang sama yang membuat pasar itu berdiri
sendiri. Adanya sekelompok orang dengan ciri-ciri yang sama belumlah berarti
mereka membentuk pasar sasaran. Hanya bila mereka mempunyai ciri-ciri yang sama
sebagai pembeli, maka barulah berarti mereka membentuk suatu pasar sasaran
(Situmorang, 2008).
Dalam suatu HOME INDUSTRY pasti akan
memiliki target atau segmentasi pasar yang dituju untuk mengembangkan usaha
yang diproduksi oleh HOME INDUSTRY. Target pasar memberikan prospek yang bagus
dimana pemilik usaha dapat
memasarkan produk keripik buah ke kota Pekanbaru misalnya bandara, pasar bawah, dan minimarket serta dirumah produksinya sendiri. Disini pemiliki usaha juga memiliki target atau segmen pasar yang dituju
yaitu penduduk Kabupaten Kampar dan
sekitarnya. Dalam segmentasi pasar, usaha ini tidak mengelompokkan siapa yang
menjadi konsumen akan produk yang dihasilkan. HOME INDUSTRY yakin dengan target
atau segmentasi pasar yang dituju akan membuat usaha ini menjadi lebih
berkembang karena melihat dari usaha yang menjanjikan dan demografi yang sangat
baik untuk usaha ini
BAB III
ASPEK PRODUKSI
Cara
memproduksi barang yang dilakukan setiap hari agar dapat di ketahui
perkembangan kebutuhan konsumen,apakah perlu ditambah atau tidak.Sistem yang
kami terapkan adalah First In First Out (FIFO).
3.1
Model Yang Di Jual




3.2
Proses Produksi /
penggorengan
1.
Bahan ( Keripik
nenas )
·
25 Biji Nenas
·
½ kg Minyak Goreng
·
Garam
Bahan ( Keripik Nangka )
·
1 Buah Nangka besar (Ukuran galon)
·
½ kg Minyak Goreng
2.
Peralatan
dan Perlengkapan
·
Gas
·
Mesin
shangrai
·
Pisau
·
Baskom
·
Dan
peralatan lainnya
3.
Cara
Membuat (Keripik Nenas)
·
Mahkota
nenas dipotong, dikupas kemudian dibersihkan lalu dirajang dan direndam dengan
air garam selama lebih kurang 30 menit
·
Kemudian
tiriskan nenas sampai agak kering
·
Goreng
nenas kemudian dinginkan sebelum dikemas
Cara membuat ( Keripik Nangka)
·
Potong
nangka menjadi 2 bagian, ambil isi dan pisahkan dari bijinya.
·
Cuci
hingga bersih agar getah dari nangka hilang
·
Setelah
bersih nangka siap di goreng
·
Setelah
nangka dingin, nangka siap untuk dikemas
4
Banyaknya
Produk Yang Ingin di buat
Usaha ini memproduksi kira – kira 40
Kg nenas dan nangka perharinya.
5
Kelangsungan
Tersedianya Bahan Baku
Bahan untuk membuat nangka dan nenas
tidak selalu tersedia setiap hari karena bahan-bahannya bukan merupakan bahan
pokok.
6
Tenaga
Kerja
Usaha ini pada awalnya merekrut
tenaga kerja yang berasal dari keluarganya yaitu anak-anaknya yang berjumlah 5 orang.
Kemudian seiring berjalanannya waktu usaha semakin berkembang dan tenaga yang
diperlukan semakin banyak. Hingga saat ini Home Industry ini memiliki 8 orang
karyawan yang kebanyakan dari siswa magang yang berasal dari dalam daerah dan
luar daerah.
BAB IV
ASPEK
KEUANGAN
4.1 MODAL INVESTASI
Modal yang
dikeluarkan dalam usaha ini bersifat lama. Di bawah ini tabel modal investasi.
No
|
Nama Barang
|
Jumlah
|
Total
|
1
|
Mesin shangrai
|
4
|
Rp
115.000.000
|
2
|
Baskom
|
5
|
Rp 75.000
|
3
|
Pisau
|
10
|
Rp 100.000
|
TOTAL
|
Rp
115.175.000
|
4.2 BIAYA TETAP/FIXED COST
Gaji Karyawan Rp.
10.000
Gas Rp. 20.000
Biaya Lain-lain Rp.
11.000

Fixed cost / penggorengan Rp.
41.750
4.3 BIAYA TIDAK TETAP/VARIABEL COST
Biaya tidak tetap berupa biaya dari
bahan baku/ penggorengan (Keripik Nenas):
·
25 Biji Nenas Rp.62.500
·
½ kg Minyak Goreng Rp. 6.000
·
Garam Rp. 1.000
+
Rp.69.500
Biaya
tidak tetap untuk memproduksi 2.5 kg Keripik Nenas = Rp.69.500
Biaya tidak tetap berupa biaya dari
bahan baku/ penggorengan (Keripik Nangka):
·
1 Buah nangka besar Rp.40.000
·
½ kg Minyak Goreng Rp. 6.000
+
Rp.46.000
Biaya tidak tetap untuk memproduksi 2 kg Keripik Nenas = Rp.46.000
BAB V
SOSIAL EKONOMI
Di tinjau dari aspek sosial ekonomi,adalah :
1. Mengurangi
angka pengangguran
2. Memotivasi
untuk membuka usaha baru
3. Membantu
masyarakat memenuhi kebutuhan makanan
4. Menambah lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar
2 comments:
mbak bisa minta email?
saya ada mw nnyak,
mkasi mbak
BACOT ANJING
Post a Comment